Mengutip laman jakartafire.net, korsleting listrik masih menjadi penyebab utama insiden kebakaran pada 2018, yakni sebanyak 469 insiden di wilayah DKI Jakarta. Penyebab kebakaran yang lebih sering terjadi adalah terbakarnya outlet atau colokan listrik yang dikenal dengan sebutan steker listrik.Mungkin kita pernah mengalami ketika memasang steker ke dalam stop kontak terasa longgar, tergoyang, dan bila tergeser sedikit mati. Kemudian steker tersebut harus digoyang sedikit agar hidup kembali. Situasi seperti itulah yang akan memicu timbulnya percikan api kecil, tergantung pada beban listrik yang dialirkan steker. Semakin besar beban listrik (watt), maka akan semakin besar pula percikan api yang dikeluarkannya.Percikan api kecil yang terus-menerus, lama-lama akan menghanguskan bagian dari steker atau stop kontak yang biasanya terbuat dari plastik atau karet. Pada bagian yang hangus ini yang semakin mudah terbakar. Tidak hanya steker dan stop kontak yang kemudian rawan terbakar, kabel di dalam stop kontak pun bisa menjadi sangat panas dan bisa pula terbakar.Berbeda dengan kejadian korsleting listrik yang langsung menimbulkan percikan api atau ledakan, kejadian terbakar akibat panas berlebih dan longgar berlangsung secara lambat dan jarang disadari pemilik rumah sampai semuanya sudah terlambat. Kejadian kebakaran sebagai akibat panas berlebih ini umumnya lebih sering terjadi daripada korsleting listrik.